Selasa, 18 Juni 2019

BAGAIMANA PEMBUKAAN ATAU AWALAN SUATU BAB PADA NOVEL MAUPUN CERPEN YANG BAIK DAN MENARIK

Bagaimana pembukaan atau awalan suatu bab pada novel maupun cerpen yang baik dan menarik

Tentu, sebuah awalan merupakan daya tarik terbesar dalam tulisan kita. Apalagi, ada beberapa penerbit yang hanya membaca bab 1 sampai 2 (hanya 5 paragrap awalnya saja) untuk menentukan, karya kita layak diterbitkan atau tidak.

Nah, kan, sayang banget ya, kalau karya kita bagus di pertengahan, tapi melempem di awal-awal. (Duh, ini aku juga begini, kok.)

Maka dari itu, kita harus menentukan strategi apa yang harus kita sisipkan sebagai awalan pembuka novel kita.

Karena itu, aku sudah rangkum beberapa kiat-kiat jitu yang bisa kita pakai saat menulis narasi awal. Apa aja, sih? Oke langsung saja.

1. Buka dengan setting atau latar.
Dulu, saat masih sekolah, pasti kita sering membaca cerita pada buku Bahasa Indonesia yang memakai awalan "Pada suatu hari, di kerajaan IASquad sedang ramai diperbincangkan rakyat alay yang bernama Zae.

Nah, kita juga bisa menjadikan setting cerita kita sebagai awalan pembuka bab asal tidak bertele-tele.

Contoh:
Gedung pertunjukan Selle Pleyel Paris hening sejak beberapa detik lalu. Semua lampu sudah dipadamkan kecuali cahaya kebiruan yang menyorot sosok di atas panggung. (Dalam The Reason, Awal yang (Tidak) Sempurna)

2. Bukalah dengan konflik.
Cara membuka yang seperti ini membutuhkan intensitas yg tinggi dari seorng penulis. Kita ambil contoh dari film mantan pacar aku, ya. Avengers Infinity War. Di awal, penonton sudah dibuat tegang duluan, ketika Mbah Thanos menginvasi kapal yang dinaiki ayangbeb akuh, Thor.

Oke, stop ngehalu.

Sebagai contoh, kisah pembunuhan. Kebanyakan akan dimulai saat ditemukannya mayat korban. Atau suara tusukan pisau yang menembus dada. Menghasilkan darah segar bercucuran yang menghiasi wajah si pelaku. Dari sini, pembaca pasti akan bertanya. Apa sih, yang sedang terjadi? Kenapa sampai dibunuh? Hingga alam bawah sadar pembaca bakal lanjut membaca terus hingga dia menemukan jawabannya.

*Contoh:*
Ketika sebutir peluru menembus tulang tengkorak, barangkali penderitaanku lenyap. Aku menyerah dengan segala fakta terungkap: Pras ternyata sudah sejak lama menjadi incaran Klan Vian untuk dijadikan anggota. (Dalam The Light, Bab 18, Bagian 2)

3. Bukalah dengan kalimat atau pernyataan yang menarik.
Kalimat menarik di sini, bisa jadi kalimat puitis. Atau penggalan quote. Pasti kalian pernah membaca cerita, yang ada penggalan kalimat menggunakam cetak miring pada awal narasi. Bisa berupa kutipan dari gambaran garis besar isi bab tersebut.

Contoh
Rasa itu bukan perkara mudah. Jika kamu sudah berani menyinggungnya,.maka bersiaplah menerima akibatnya. Jatuh cinta misalnya. (Dalam The Arsyi-tek, Bagian 12)

4. Bukalah dengan Dialog.
Ya, benar. Dialog. Dialog bukan hanya dapat kita sisipkan pada tengah narasi, ya. Tapi dialog juga bsa kita buat sebagai awalan pembuka suatu bab. Kembali lagi ke nomor 2. Dialog juga bisa mengarahkan pembaca langsung pada konflik utama. Jadi, tanpa bertele tele menerangkan ini itu yang notabene akan membuat pembaca jengah duluan.

Contoh:
"Namamu Mentari! Bukan Senja! Senja anakku takkan membangkang sepertimu!" (Dalam Senja Untuk Fajar, Bagian 2)

5. Tambahkan teka-teki.
Masih berputar pada nomor 2. Tentang konflik suatu cerita. Kita juga bisa tambahkan sedikit teka-teki. Secara tidak langsung, ini bisa memaksa pembaca untuk memikirkan jawabannya. Semakin pembaca penasaran, maka semakin antusias pula mereka membaca cerita kita. Bahkan sampai menunggu bab bab selanjutnya.

6. Gunakan Fakta singkat seputar tokoh.
Sebuah narasi yang cukup panjang, kadang bisa disampaikan dalam satu pernyataan sederhana, lho. Mulai saja dengan menceritakan fakta menarik tentang tokohmu.

Contoh
Kini, tanpa dapat dielak aku kembali pada momen terbancuh sebagai pengacara. (Dalam The Light, Bagian 1)

*

Nah, sudah ada beberapa cara untuk memulai tulisan kita. Kalau menurut kalian, lebih baik pakai yang mana?

Ayo, sharing bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar